Elektronika Dasar : Resistansi dan Konduktansi

Setiap material memiliki karakteristik tertentu dalam menghambat arus listrik yang sering disebut sebagai resistivitas. Resistansi (hambatan) seringkali disimbolkan dengan R dan memiliki satuan ohm (Ω ). Hambatan listrik suatu penghantar berbanding lurus dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar. Selalin itu nilai resistansi juga bergantung dengan resitivitas material yang digunakan. Berdasarkan sifat resistivitas nya material dapat dikelompokan sebagai konduktor, semikonduktor dan isolator. Beberapa nilai resistivitas bahan dapat dilihat pada tabel berikut:



Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :
 R = resistansi (Ω )
 ρ = resistivitas bahan penghantar (Ω .m)
 L= panjang penghantar (m)
A= luas penampang penghantar (m2)

Hubungan antara arus, tegangan dan resistansi dikemukakan oleh fisikawan jerman bernama Georg Simon Ohm (1787-1854). Hukum ohm menyatakan bahwa besar arus listrik yang mengalir melauli penghantar berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan padanya dan berbanding terbalik dengan resistansi nya. Secara matematis hukum ohm dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

Atau


Dimana:
R = Resistansi (Ω )
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)

Sehingga 1Ω = 1V/A

Kebalikan dari resistansi (hambatan) disebut konduktansi, seringkali dinyatakan dengan G. Konduktansi adalah kemampuan suatu penghantar dalam menghantarkan arus listrik. Konduktansi diukur dalam satuan mho (℧ atau kadang Ω -1) atau siemens (S). Secara matematis hubungan konduktansi dan resistansi adalah sebagai berikut:

Dimana :
G = konduktansi ( ℧ atau S)
R = Resistansi (Ω )
I = arus (A)
V= Tegangan (V)

Suatu kawat penghantar dapat dinyatakan sebagai konduktor maupun resistor tergantung sifat mana yang ingin ditekankan (sesuai penggunaanya).

Demikian artikel kali ini apabila terdapat kesalahan dan masukan lainnya bisa disampaikan melalui kolom komentar dibawah. Terimakasih



Bagikan Ke:

Komentar:

Komentar