Mengenal Revolusi Industri

Salah satu topik yang sedang hangat diperbincangkan sekarang ini adalah revolusi industri 4.0. Dari mulai pelaku industri, institusi pendidikan, akademisi, masyarakat hingga pemerintah memperbincangkan era revolusi industri 4.0 ini. Namun, apa sebenarnya revolusi industri 4.0 itu?
Sebelum melangkah ke revolusi industri 4.0, mari kita mengulas sedikit tentang revolusi industri pendahulunya, dimulai revolusi industri pertama, Revolusi industri kedua dan revolusi industri ketiga.Revolusi dapat diartikan sebagai perubahan yang berlangsung secara besar-besaran dan radikal. Sedangkan Industri pada dasarnya berasal dari bahasa latin "Industria" yang berarti kerajinan dan aktivitas. Secara luas industri dapat diartikan sebagai suatu bidang yang menggunakan keterampilan kerja dan teknologi dalam menghasilkan produk barang dan jasa. Sehingga, Revolusi Industri secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan secara besar-besaran dan radikal dalam produksi barang dan jasa.

Revolusi industri pertama yang berlangsung pada periode antara 1750-1850. Revolusi industri dimulai dari britania raya yang kemudian menyebar ke eropa barat, amerika utar, jepang hingga ke seluruh dunia. Revolusi ini didorong oleh beberapa penemuan teknologi. Salah satunya dengan ditemukannya mesin uap oleh ilmuwan James Watt pada tahun 1769. Penemuan mesin uap menjadi inti dari revolusi industri I, sehingga James Watt dianggap sebagai bapak revolusi industri I. Penemuan ini mendorong terciptanya beberapa peralatan besar seperti lokomotif, kapala perang dan lainnya. Penggunaan teknologi semakin banyak sehingga mengakibatkan Terjadinya perubahan besar-besaran dalam bidang pertanian, pertambangan, manufaktur dan transportasi. Keadaan ini berdampak pada kondisi ekonomi, sosial dan budaya pada masyarakat dunia. Seperti terpuruk nya ekonomi masyarakat akibat hilangnya mata pencaharian karena tenaga manusia digantikan oleh tenaga mesin.

Revolusi Industri kedua adalah era dimana pesatnya industrialisasi pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke-20, terutama di Inggris, jerman, Amerika serikat, Prancis, Italia dan jepang. Revolusi ditandai dengan meluasnya penggunaan teknologi mesin-mesin manufaktur, pembangunan rel kereta api dan produksi masal beberapa produk seperti besi dan baja. Pada masa ini juga penggunaan tenaga uap meningkat secara drastis, penggunaan minyak bumi, meluasnya penggunaan telegraf dan munculnya elektrifikasi. Elektrifikasi disebut-sebut sebagai pencapaian teknologi paling penting di abad ke-20. Pada revolusi ini melahirkan penemuan penting seperti mesin pembakaran internal, radio, telepon, internet dan yang lainnya. Pada revolusi ini pekerjaan berat dan berahaya bagi manusia digantikan oleh mesin-mesin.

Revolusi industri ketiga ditandai dengan meluasnya penggunaan semikonduktor pada komponen elektronika dan perkembangan teknologi komputer. Pada era ini teknologi-teknologi analog mulai diganti dengan teknologi digital sehingga revolisi ini juga seringkali disebut sebagai revolusi digital. Perkembangan teknologi komputer yang begitu pesat menyebabkan banyak pekerjaan manusia digantikan oleh mesin dan program komputer. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan repetitif (berulang ulang) digantikan dengan sistem CNC (computer numerical control). Sehingga peranan manusia dalam proses produksi barang semakin berkurang digantikan mesin dan komputer, yang membentuk sistem ter otomatisasi. Pada era ini juga ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang mulai digunakan secara luas.

Dan terakhir, yang saat ini sedang banyak diperbincangkan adalah revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 merupakan perubahan besar-besaran pada industri yang terjadi pada abad ke-21 ini. Professor Klaus Schwab pendiri World Economic Forum (WEF), dalam bukunya yang berjudul "The Fourth Industrial Revolution" kurang lebih menjelaskan revolusi ini sebagai perpaduan / integrasi teknologi yang mengakibatkan kaburnya (berkurangnya) batas-batas antara dunia fisik, digital dan biologis. Revolusi ini memiliki ruang lingkup dan skala yang lebih luas dari revolusi industri sebelumnya. Sehingga revolusi ini merubah tatanan hidup dan kerja manusia secara fundamental. Teknologi-teknologi yang muncul pada revolusi ini memadukan antara sistem fisik (physical) dan cyber. Seperti teknologi komputasi awan, jaringan sensor nirkabel, home automation, kecerdasan buatan hingga kendaraan otonom. Munculnya pabrik-pabrik cerdas yang menggunakan robot-robot canggih yang salig terhubung dan dapat berkomunikasi satu sama lain melalui jaringan internet adalah contoh lain dari revolusi insustri 4.0.
ilustrasi industri 4.0

Hampir semua aspek kehidupan terpengaruh oleh revolusi industri 4.0. Hal ini menyebabkan tantangan besar bagi kita yang hidup di era ini. Banyak pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan manusia kini dapat digantikan oleh peralatan teknologi. Bukan hanya pekerjaan berat atau pekerjaan berulang-ulang namun juga pekerjaan yang mengandalkan kecerdasan manusia. Dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelegent) menyebabakan proses produksi barang dapat dilakukan dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa ada campur tangan manusia. Bahkan tidak perlu lagi untuk di monitor atau diseting oleh manusia dengan kecerdasan buatan mesin-mesin dapat menentukan sendiri formula dan bekerja sama dengan mesin lainnya dalam melakukan pekerjaan. Contoh kecil dari revolusi industri ini adalah pada teknologi smartphone, yang semakin hari semakin canggih. Smartphone sudah digunakan hampir oleh semua orang dari berbagai kalangan. Dengan inovasi yang seolah tiada hentinya mulai dari layar yang bisa dilipat, sidik jari dalam layar hingga kamera dalam layar. Jika jaman dulu ponsel menggunakan tombol T9, kemudian berganti dengan QWERTY, sekarang sudah menggunkan layar sentuh. Bukan sekedar layar sentuh biasa, sekarang layarnya bahkan bisa dillipat. Bukan tidak mungkin kedepannya layarnya akan menghilang digantikan teknologi VR atau bahkan menggunkan proyeksi canggih yang cerdas. Berkaca pada tombol fisik nya yang dulu para produsen berusaha menyembunyikan nya dengan desain slide atau fold, kini tombolnya sudah hilang menyatu dengan layar.
Revolusi industri 4.0 membuat kita antusias bahkan terperangah dalam menyambut teknologi-teknologi baru yang canggih. Namun disisi lain ada kekhawatiran akan dampak yang ditimbulkannya. Bukan hanya hilangnya lapangan pekerjaan, namun juga dampak penggunaan sumber energi dan teknologi yang bisa berdampak buruk terhadap lingkungan. Belum lagi dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat bisa berkaibat pada masalah privasi yang semakin terbuka. Mau tidak mau hal-hal seperti ini akan mempengaruhii psikologis manusia secara umum.
Namun bukan berarti kita harus menghindari revolusi ini, melainkan kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Disamping menghilangkan pekerjaan-pekerjaan konvensional, revolusi ini akan membawa juga lapangan pekerjaan baru. Pekerjaan yang menyangkut industri kreatif akan semakin banyak dibutuhkan.
Di era ini kita harus bisa memilih skala prioritas, dari mulai apa yang dibeli sampai apa yang dipelajari. Karena ditengah keterbukaan informasi membuat sumber ilmu pengetahuan sangat mudah diakses. Disisi lain kemampuan kita sebagai manusia tentu sulit untuk mempelajari semuanya. Kita harus bisa memilih ilmu apa yang kita butuhkan dan fokus mempelajarinya. Dengan kata lain kita harus memperkuat bidang masing-masing secara mendalam dan saling bekerjasama. Meskipun revolusi industri 4.0 ini era nya perang teknologi canggih, bukan berarti kita meninggalkan sektor sektor konvensional seperti pertanian, peternakan dan perikanan. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup kita tetap bergantung pada sektor tersebut. Adapun teknologi tetap hanya sebagai support system saja yang akan memperkuat dan mempermudah produksi dari sektor-sektor tersebut.


Sekian tulisan kali ini, mohon maaf apabila ada kesalahan. Semoga dengan tulisan diatas semakin meningkatkan ketertarikan kita untuk mengenal dan mempelajari apa itu revolusi industri 4.0. Dengan demikian diharapkan kita semua memahami apa saja yang perlu dipersiapkan dalam menghadapinya.

Bagikan Ke:

Komentar:

Komentar